>>


AKIDAH

ALLAH CEMBURU KEPADAMU

Berawal dari sebuah kekaguman terhadap seseorang maka dimulailah sebuah fase saling interaksi. Awalnya bisa jadi tidak saling mengenal namun berbuntut sebuah komunikasi. Adalah sebuah fenomena yang masa sekarang telah menjadi sebuah realita di antara mereka yang lebih banyak disebut sebagai aktivis dakwah maupun para penuntut ilmu agama.
Sebelumnya, adalah sebuah interaksi mengenai tanya-jawab agama dan seiring berjalannya waktu hubungan yang semestinya wajar menjadi sangat tak wajar. Saling berbagi adalah tahap dasar perkenalan yang dapat membawa ke liang kemaksiatan lebih dalam ketika apa yang sebelumnya diinginkan telah terjawab, dan sebuah hubungan berubah lebih dalam. Terkadang bertanya kabar, sedang apa, di mana, bersama siapa, bagaimana, dan sekelumit pertanyaan lainnya layaknya sepasang suami-istri yang baru sebulan menikmati kehalalan sebuah hubungan.
Miris, memang melihat ikhwan-akhowat yang dalam pandangan banyak orang secara lahiriah adalah agen perubahan dan memiliki semangat membara untuk belajar agama. Semangat yang berbeda dari anak muda biasanya, namun telah berubah arah menjadi anak muda biasanya. Telah mengaji dan berada dalam komunitas ilmu sejak sekolah tapi hubungan percintaan berbeda jenis nan haram terbawa hingga bangku kuliah. Ketika ilmu yang dimiliki tak lagi dapat mengontrol hawa nafsu dan ketika sebuah syahwat mendominasi perilaku. Tipu daya syaithan dalam menghembuskan nafas kenikmatan telah dikabulkan oleh sepasang ikhwan-akhowat yang sedang kasmaran.
Zaman fitnah yang telah melanda membuat para pemuda berlari dari ketaatan menuju kemaksiatan. Bukanlah sebuah syubhat yang telah bersemayam dalam tubuhnya, karena mereka yakin bahwa manhaj yang haq telah dipahami. Tapi fitnah syahwat terpaksa disepakati bersama dengan balutan ‘rencana menikah’. Sungguh sangat disayangkan.
Bisa jadi tipu daya ini melenakan dan memiliki daya ledak yang sangat besar. Lebih besar dari hantaman gelombang tsunami dan letusan puncak gunung. Sebab fitnah hati ketika melanda akan membuat seorang yang faqih menjadi meringkih, mereka yang banyak hafalan Al-Qur’an berubah menjadi hafal kebiasaan ‘pasangannya’, dan mereka yang dahulu nyaman duduk di majelis ilmu lebih asyik untuk membalas sms dari sang ayu. Sungguh sulit berlari dari hal ini, terlebih bagi kedua insan yang memang mereka paham salah walaupun hawa nafsu memporak-porandakan hati. Tapi ketahuilah kawan bahwasanya ada sebuah kemudahan dan balasan besar dari Allah jika anda berlari dari tipuan syaithan yang menyusup dengan pelan nan pasti.
Allah Ta’ala berfirman, “Wahai manusia! Sungguh janji Allah itu benar, maka janganlah kamu dan janganlah (syaithan) yang pandai menipu, memperdayakan kamu tentang Allah. Sungguh, syaithan itu musuh bagimu, maka perlakukanlah ia sebagai musuh, karena sesungguhnya syaithan itu hanya mengajak golongannya agar mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala.” (QS. Fatir (35): 5-6).
Bertakwalah kepada Allah wahai saudaraku, sesungguhnya cobaan dan fitnah tersebut hendaklah engkau hilangkan dari dirimu. Berlarilah dari fitnah hati yang akan membuatmu lalai dan terlena dengan tipu daya syaithan tersebut. Adalah sebuah prestasi yang sangat nyata dari misi para syaithan ketika mereka telah berhasil memalingkan setiap hamba Allah dari ketaatan kepada kemaksiatan, dari semangat beribadah menjadi semangat khalwat smsan.
Shahabat Jabir bin ‘Abdillah Rodliyallaahu ‘Anhuma, ia berkata, “Rasulullah Shallallahu ’Alaihi Wa Sallam bersabda, ‘Sesungguhnya iblis meletakkan singgasananya di atas lautan. Kemudian ia mengirimkan bala tentaranya. Tentara yang paling dekat kedudukannya dengan iblis adalah yang menimbulkan fitnah paling besar kepada manusia. Seorang dari mereka datang dan berkata, ‘Aku telah lakukan ini dan itu.’ Iblis menjawab, ‘Engkau belum melakukan apa-apa.’’ Nabi Shallallahu ’Alaihi Wa Sallam melanjutkan, ‘Lalu datanglah seorang dari mereka dan berkata, ‘Tidaklah aku meninggalkannya sehingga aku telah berhasil memisahkan ia (suami) dan isterinya.’’ Beliau melanjutkan, ‘Lalu iblis mendekatkan kedudukannya. Iblis berkata, ‘Sebaik-baik pekerjaan adalah yang telah engkau lakukan.” (HR. Muslim 2813).
Maka khawatirlah saudaraku, dengan hubungan yang kau jalani saat ini. Fitnah itu menyambar sangat kencang dan kuat sedangkan hati itu adalah lemah. Bisa jadi kali ini kau mampu berkata bahwa dapat mengatasinya, tapi ketahuilah luka yang kecil akan dapat menjadi besar jika tidak lekas diobati, tanaman yang kecil dapat menjadi besar jika terus-menerus disirami, begitu juga dengan hati. Simaklah apa yang dikatakan oleh seorang ulama besar yang seringkali membahas hati serta problemanya juga terapi hati.
Ibnu Qayyim Al Jauziyyah rahimahullah berkata dalam Ighatsatul Lahfaan 1:132, “Cintalah yang menggerakkan para pecinta untuk mencari ‘yang dicintainya’, yang dengan meraih hasil pencariannya itu, ia akan merasa medapati kesempurnaan. Cintalah yang menggerakkan pecinta Ar-Rahman, pecinta Al Qur’an, pecinta ilmu dan iman, pecinta barang perniagaan dan uang, pecinta berhala dan salib, pecinta wanita atau remaja pria, pecinta anak-anak, dan pecinta saudara; sehingga membangkitkan energi yang bersumber dari hati menuju kepada apapun yang dicintainya.”
Beliau rahimahullah melanjutkan lagi perkataannya, “Oleh sebab itu, kita akan mendapati, mereka yang mabuk kepayang kepada wanita dan remaja pria, juga penggila ‘Kitab Suci Syaithan’ –yaitu musik dan lagu-; tidak pernah tergerak hatinya untuk mendengar ilmu dan bukti-bukti keimanan, juga saat mereka membaca Al Qur’an.”
Beliau rahimahullah menjelaskan poin yang sangat menohok kepada setiap pecinta dengan penjelasan, “Tapi ketika apa yang dicintainya itu disebut-sebut, kontan hatinya tergugah dan menggeliat hebat, batin dan lahirnya pun bergerak mengejarnya dengan penuh kerinduan, bahkan ia akan sangat berbahagia mendengar ‘sang kekasih’ disebut-sebut.”
Penjelasan beliau ditutup dengan hakikat cinta yang abadi, “Semua yang kecintaan di sini tentu saja bernilai kepunahan, kecuali kecintaan kepada Alloh dan kepada apa saja atau siapa saja yang membantu proses kecintaan kepadaNya, seperti cinta kepada RosulNya, KitabNya, AgamaNya, dan Wali-waliNya, juga kepada kaum muslimin seluruhnya. Inilah cinta yang abadi. Abadi buah dan kenikmatannya, karena keabadian Dzat yang menjadi tumpuan cinta.” –selesai kutipan—
Kembalilah saudaraku kepada jalan keistiqomahan yang dahulu pernah menyelamatkanmu dari kebinasaan. Sesungguhnya kau harus melepaskan fitnah yang berkecamuk dari hatimu. Sakit memang untuk melepaskannya, tapi ada hikmah besar, termasuk keridhaan Allah dibalik itu semua. Saudaraku, apa yang kaujalani sekarang bersama ‘pasanganmu’ itu adalah bukan dirimu yang sebenarnya. Kembalilah kepada ketaatan. Nikahilah ‘pasanganmu’ itu jika kau memang telah memiliki tekad yang bulat atas hubungan itu. Jika tidak maka akan datang badai yang semakin mendera dan bergejolak di dadamu semakin tajam.
Kalian telah mengaji, sering berada dalam halaqah ilmu, berjumpa dengan para sahabatmu yang berada di atas keistiqomahan. Jangan sampai fitnah hati menjeratmu ke dalam liang semakin dalam. Ketahuilah teman-teman perjuanganmu dahulu sangat sedih dan mengharapkan agar apa yang kau lakukan ditinggalkan. Tidak ada percintaan sebelum pernikahan. Tinggalkanlah hiasan-hiasan kerinduan di hatimu, putuskan hubungan itu jika kau tak segera menikahinya, dan kembalilah kepada ampunan Alloh Ta’ala.
“Wahai jiwa yang tenang! Kembalilah kepada Rabbmu dengan hati yang ridha dan diridhaiNya. Maka masuklah kedalam golongan hamba-hambaKu. Dan masuklah kedalam surgaKu.” (QS. Al Fajr (89): 27-30).
Kembalilah saudaraku, kembalilah dan jangan engkau membuat Allah cemburu kepada dirimu sebagaimana yang Rasulullah shalallahu ‘alayhi wa sallam katakan, "Sesungguhnya Allah Subhanahu Wa Ta’ala cemburu dan cemburunya Allah bila seseorang mendatangi apa yang Allah haramkan atasnya." (HR. Bukhari dan Muslim).

HADIST

Kumpulan Beberapa Hadist


“Sesungguhnya Alloh cemburu dan sesungguhnya seorang mukmin juga cemburu dan kecemburuan Alloh akan timbul bila seorang hamba melakukan apa yang diharomkan kepadanya.” (HR. Bukhori, Muslim)


Dari Abu Huroiroh Rodhiyallahu ‘Anhu, ia berkata; Rosulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda: “Setan mengikat tengkuk (leher bagian belakang kepala) bila ia sedang tidur dengan 3 ikatan. Setiap ikatan berbunyi; malam masih panjang, tidurlah! Bila ia bangun dan berdzikir kepada Alloh, maka 1 ikatan telah lepas. Bila ia berwudlu’, 1 ikatan lagi lepas. Dan jika ia melakukan sholat, maka ikatan yang ke 3 terlepas. Keesokan harinya ia akan menjadi orang yang giat dan lapang hatinya. Sebaliknya bila ia terlena dan menuruti bisikan setan, maka hatinya akan kotor dan malas.” (HR. Bukhori, Muslim)


“Sesungguhnya dalam Surga ada satu pintu yang disebut Ar-Royyyan. Orang yang puasa akan masuk di hari kiamat nanti dari pintu tersebut. Tidak ada orang selain mereka yang memasukinya. Jika telah masuk orang terakhir yang puasa ditutuplah pintu tersebut. Barangsiapa yang masuk akan minum dan barangsiapa yang minum tidak akan merasa haus untuk selamanya.” (HR. Bukhori, Muslim)


“Orang yang berakal adalah orang yang mengendalikan nafsu, introspeksi diri sendiri, dan beramal sebagai persiapan sesudah kematian. Sedangkan orang yang bodoh adalah orang yang mengikuti hawa nafsunya dan berangan pada Alloh (bahwa DIA akan mengampuninya).” (HR. Ahmad)


“Jagalah Alloh, niscaya engkau akan senantiasa mendapati-Nya di hadapanmu. Kenalilah Alloh di waktu lapang niscaya DIA akan mengenalimu saat kesulitan. Ketahuilah bahwa apa yang luput darimu tidak akan menimpamu, dan apa yang menimpamu tidak akan luput darimu. Ketahuilah bahwa kemenangan itu selalu mengiringi kesabaran, jalan keluar selalu mengiringi cobaan dan kemudahan itu selalu mengiringi kesulitan.”