Ilmu

Ilmulah yang menyebabkan seseorang diangkat derajatnya oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Ia yang menyebabkan seseorang menjadi mudah mencapai syurga. Dan karenanya pula, seseorang dicari oleh malaikat untuk dinaungi dengan sayapnya serta diucapkan sholawat baginya. Itulah beberapa keutamaan ilmu dan masih banyak lagi keutamaan yang dimilikinya.

Jika ada yang bertanya “Mengapa harus ilmu yang dapat menjadikan seseorang seperti itu?”, maka jawabannya adalah karena keimanan tidak akan benar kecuali berdasarkan ilmu. Yang dimaksud ilmu di sini adalah ilmu syar’i, yang wajib ’ain bagi kita tuk mempelajarinya. Hal ini sesuai dengan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam Surat Thoha ayat 114 yaitu:

”Dan katakanlah: "Ya Robb-ku, tambahkanlah kepadaku ilmu (yaitu ilmu syar'i)."

Rosulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda:

“Menuntut ilmu itu wajib atas setiap muslim.” (HR. Ibnu Majah, Shohih)

Dari sini kita dapat mengambil suatu pelajaran bahwa menuntut ilmu amatalah penting, sehingga dalam menuntut ilmu pasti ada adab-adabnya. Adab-adab menuntut ilmu yaitu:

  1. Niat ikhlas karena Allah Subhanahu wa Ta’ala
  2. Mendengarkan dengan baik
  3. Diam atau tidak berbicara sendiri
  4. Berusaha untuk memahami apa yang disampaikan
  5. Berusaha untuk menghafalkan

Imam Asy-Syafi’I berkata “Ikatlah ilmu dengan tulisan”.

  1. Berusaha niatkan untuk mengamalkannya

Rosulullah Shallallahu ’Alaihi Wa Sallam bersabda “Seorang hamba tidak akan beranjak dari tempatnya pada hari kiamat nanti hingga ditanya tentang 4 hal, diantaraya: tentang ilmunya, apa yang telah ia amalkan darinya.” (HR. Turmudzi, hasan shohih)

Abdullah bin Mas’ud berkata “Belajarlah kalian. Belajarlah kalian. Belajarlah kalian. Apabila kalian sudah mengetahui, amalkan!”.

Al-Fudhail bin ‘Iyadh berkata “Seorang ‘alim tetap dikatakan jahil sebelum ia mengamalkan ilmunya, jika ia mengamalkannya maka barulah ia dikatakan seorang ‘alim.”

  1. Mendakwahkan

Dalam berdakwah (mengajak pada kebaikan), kita perlu memperhatikan:

a. Ilmu tentang yang akan kita sampaikan, harus berdasarkan Al-Qur’an dan As-Sunnah dengan pemahaman yang benar.

b. Orang yang akan kita dakwahi, apakah yang lebih tua, lebih muda, berpendidikan, orang awam, dan lain-lain.

c. Metode/cara kita berdakwah, hendaknya dengan hikmah dan peringatan yang baik, dengan kelembutan, dengan kasih sayang. Jadi jangan maen seruduk sana seruduk sini.

Imam Asy-Syafi’I berkata “Saudaraku, engkau tidak akan mendapatkan ilmu kecuali dengan 6 perkara: Cerdas, Semangat, Sungguh-sungguh, Modal/bekal, Menemani guru, dan Waktu yang lama.” (Diwan Asy-Syafi’i)